by

Akhiri Pandemi Covid-19 Secara Tuntas

seputarnews.com/

Oleh : Tawati (Muslimah Revowriter Majalengka dan Member Writing Class With Has)

Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) menjalin kemitraan analitika dengan Pulse Lab Jakarta (PLJ) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk mengembangkan peta interaktif tentang penularan Covid-19 di level desa di Jabar. Gubernur Jabar Ridwan Kamil optimistis peta interaktif tersebut dapat membantu pengambilan keputusan terkait Covid-19 di Jabar. (republika.co.id, 12/5/2021).

Sudah hampir satu tahun lebih pandemi melanda dunia. Angka kematian yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang mematikan ini pun bisa dibilang cukup menyeramkan. Nyawa rakyat dan kesehatan ibarat perkara nomor dua, ketika di tengah pandemi pemerintah lebih menomorsatukan sektor ekonomi. Ketika mudik dilarang, namun tempat-tempat wisata dibuka lebar-lebar. Begitupun saat kedatangan TKA Cina yang tidak dilarang masuk ke Indonesia. Hal ini, sejatinya telah menegaskan bahwa dunia dalam naungan sistem demokrasi, tidak akan siap menangani pandemi Covid-19.

Menangani pandemi tidak cukup dengan kolaborasi, namun lebih dari itu, dibutuhkan juga perubahan kebijakan pemerintah yang berasaskan sistem tentu lebih penting untuk diubah. Karena selama negeri ini masih menerapkan sistem aturan kapitalisme-demokrasi-liberal maka pandemi akan sulit dituntaskan.

Watak dalam sistem kapitalisme telah membuat penguasa tidak mampu bertanggung jawab atas pengurusan terhadap rakyatnya. Sangat berbeda dengan paradigma kepemimpinan dan watak sistem Islam. Dalam Islam, kepemimpinan dinilai sebagai amanah berat. Dia wajib menjadi pengurus dan penjaga umat.

Seorang pemimpin pun dipandang seperti penggembala. Layaknya gembala, dia akan memelihara dan melindungi seluruh rakyat yang menjadi gembalaannya. Memperhatikan kebutuhannya, menjaga dari semua hal yang membahayakannya, dan menjamin kesejahteraannya hingga bisa tumbuh dan berkembang biak sebagaimana yang diharapkan.

Baca juga:  Wakil Ketua DPRD Jabar Ingin Pemprov Jabar Segera Persiapkan Vaksinasi Untuk Masyarakat

Rasulullah SAW bersabda : “Pemimpin (Khalifah) itu adalah laksana penggembala, dan dia akan dimintai pertanggung jawaban akan rakyatnya (yang digembalakannya)” (HR. Imam Al Bukhari dan Imam Ahmad dari sahabat Abdullah bin Umar r.a.).

Penerapan syariat Islam secara kaffah menjamin khilafah untuk senantiasa bertanggung jawab dan menyadari perannya sebagai negara yang wajib memberikan perlindungan dan pemeliharaan bagi rakyatnya. Khilafah akan mengutamakan keselamatan rakyat tanpa berpikir untung rugi. Karena nyawa rakyat menjadi prioritas yang wajib dijaga.

Rasulullah SAW bersabda : “Sungguh lenyapnya dunia ini lebih ringan di sisi Allah daripada terbunuhnya seorang Muslim.” (HR an-Nasai, at-Tirmidzi dan al-Baihaqi).

Berbagai upaya yang dilakukan khilafah menjadikannya mampu menghentikan penularan dan mutasi virus yang mungkin terjadi. Khilafah akan segera bertindak ketika wabah mulai muncul. Mengisolasi atau karantina wilayah yang menjadi sumber kemunculan wabah sehingga tidak menyebar ke wilayah-wilayah lain.

Rasulullah SAW bersabda : ”Jika kalian mendengar wabah di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki wilayah itu. Jika terjadi wabah di tempat kalian berada, janganlah kalian keluar dari wilayah itu.” (HR al-Bukhari). Kemudian di wilayah tersebut dipisahkan lagi antara penderita dengan masyarakat yang sehat. Seperti sabda Rasulullah SAW : “Janganlah kalian mencampurkan orang yang sakit dengan yang sehat.” (HR al-Bukhari).

Inilah yang pernah terjadi di masa saat sistem khilafah ditegakkan. Wabah yang terjadi bisa diatasi karena adanya peran aktif dan serius dari negara, sekaligus didukung oleh rakyat yang mentaati semua arahan-arahannya. Umat Islam pun mampu keluar dari berbagai ujian yang menimpanya dengan penanganan yang cepat dan tepat.

Inilah realitas sistem khilafah yang pernah mewujud belasan abad lamanya. Sistem yang tegak di atas landasan keimanan sangat berbeda jauh dengan sistem yang tegak di atas landasan kemanfaatan segelintir orang. Sistem Islam, betul-betul menempatkan amanah kepemimpinan selaras dengan misi penciptaan manusia dan alam semesta. Yakni, mewujudkan rahmat bagi seluruh alam, tanpa batas imajiner bernama negara bangsa.

Baca juga:  Penerapan New Normal di Jabar Akan Disertai dengan Pengendalian Risiko Penularan COVID-19

Dan misi ini terefleksi dalam semua aturan hidup yang diterapkan, termasuk sistem ekonomi yang kukuh dan menyejahterakan. Sistem ekonomi Islam akan membuat negara punya otoritas terhadap berbagai sumber kekayaan untuk mengurus dan membahagiakan rakyatnya. Diantaranya menerapkan ketetapan Allah SWT bahwa kekayaan alam yang melimpah adalah milik umat yang wajib dikelola oleh negara untuk dikembalikan manfaatnya kepada umat.

Bayangkan jika seluruh kekayaan alam yang ada di negeri ini dan negeri Islam lainnya diatur dengan syariat, maka umat Islam akan menjadi negara yang kuat, mandiri dan memiliki ketahanan secara politik dan ekonomi. Bukan seperti sekarang, negara malah memberikannya kepada asing. Dengan demikian, negara akan dengan mudah mewujudkan layanan kebutuhan dasar baik yang bersifat individual dan publik bagi rakyatnya, secara swadaya tanpa bergantung sedikit pun pada negara lain.

Sehingga saat negara dilanda wabah penyakit, sudah terbayang negara akan mampu mengatasinya dengan kebijakan tepat dan komprehensif. Lockdown akan mudah diterapkan sebagai bagian dari pelaksanaan syariat, tanpa khawatir penolakan, tanpa halangan egoisme kelokalan dan tanpa khawatir kekurangan banyak hal.

Rakyat pun akan taat karena paham kepentingan dan merasa tenteram karena semua kebutuhannya ada dalam jaminan negara. Sementara tenaga medis akan bekerja dengan tenang karena didukung segala fasilitas yang dibutuhkan dan insentif yang sepadan dengan pengorbanan yang diberikan. Bahkan riset pun memungkinkan dengan cepat dilakukan. Hingga ditemukan obat yang tepat dan wabah pun dalam waktu cepat bisa ditaklukkan.

BACA JUGA : Komisi V DPRD Jabar: Sistem PPDB 2021 Harus di Evaluasi

Dengan demikian, amat jauh berbeda antara sistem sekuler yang sekarang diterapkan dengan sistem khilafah ajaran Islam. Maka, hanya dalam penerapan sistem Islam kaffah pandemi Covid-19 bisa segera dituntaskan. Maka sudah saatnya masyarakat kembali pada sistem Islam yaitu khilafah. Satu-satunya sistem yang mampu mengatasi berbagai persoalan termasuk pandemi Covid-19 yang hingga kini belum juga berakhir.

Baca juga:  Anggota Bamus DPRD Kota Bandung Gelar Rapat Pembahasan Jadwal Kegiatan Bulan Februari

Wallahu a’lam bishshawab.