by

Di Riverland, Gubernur Aher Terkesan Sistem Irigasi dan Antihama Yang Diterapkan

Seputar News/

RIVERLAND – Di hari kedua lawatan kerjanya di Australia Selatan, Kamis (25/3/2017) Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengunjungi Kota Riverland untuk meninjau langsung kebun-kebun berteknologi modern dan canggih. Kunjungan ini merupakan bagian dari kerja sama Sister Province antara Provinsi Jabar dan Australia Selatan yang telah terbangun sejak 2015 silam.

Setelah melalui perjalanan sekitar tiga jam dari pusat Kota Adelaide, Aher di Riverland. Didampingi sang istri Netty Prasetyani dan rombongan delegasi, Aher menginjakkan kakinya di salah satu perkebunan citrus (jeruk) terbesar di Riverland.
Di lokasi tersebut, Aher sempat meninjau langsung tanaman citrus yang tumbuh subur meski ditanam di lahan yang cukup tandus dan berpasir. Salah satu rahasia tumbuh suburnya tanaman citrus tersebut, ternyata sistem irigasi tetes yang diberikan kepada setiap tanaman citrus lewat selang-selang yang ditanam di bawah tanah.
Meski kondisi lahan di Riverland cukup tandus dan berpasir, namun sektor pertanian dan perkebunan di kawasan tersebut tumbuh pesat. Tidak hanya tanaman citrus, tanaman lain, seperti anggur hingga almond serta sayur mayur berkualitas tinggi juga tumbuh subur di Riverland.
Hal itu tak lepas dari keberadaan Sungai Murray, salah satu sungai terbesar di Australia. Selain sebagai penyeimbang ekosistem, Sungai Murray juga menjadi pemasok air utama bagi hamparan kebun di Riverland dan sekitarnya. Sungai Murray pun menjadi pemasok air irigasi tetes kebun citrus yang dikunjungi Aher, termasuk ratusan ribu hektare kebun lainnya.
Selain tumbuh subur, tanaman buah di Riverland juga terbebas dari hama yang kerap merugikan petani, salah satunya hama lalat buah berkat penerapan teknologi biosecurity sterile insect (serangga yang tak bisa berkembang biak).
Lewat teknologi tersebut, hama lalat buah akan mati dengan sendirinya. Karena terbebas dari hama, penggunaan pestisida pun akhirnya dapat dihindari, yang membuat produk pertanian, khususnya buah-buahan asal Riverland berkualitas tinggi.
Setelah melihat langsung tata kelola pertanian dan perkebunan, termasuk pengendalian hamanya, Aher mengaku semakin yakin bahwa buah-buahan impor asal Australia, khususnya Riverland, sangat baik untuk dikonsumsi.
“Dengan sistem ini, kami meyakini buah-buah dari Australia paling sehat untuk dikonsumsi. Kami akan mengatakan kepada warga Jabar, jika mau membeli buah, belilah buah lokal untuk meningkatkan kesejahteraan petani lokal. Tapi kalau mau beli buah impor, belilah buah dari Australia,” papar Aher.
Selain Riverland, sejumlah wilayah di Australia Selatan menjadi salah satu daerah pemasok buah-buahan hingga gandum berkualitas ke berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Australia Selatan, tepatnya Barosagali juga terkenal sebagai penghasil buah anggur terbaik di dunia sebagai bahan baku minuman anggur (wine).
Teknologi Biosecurity Sterile Insect
Pada kunjungannya ke Luxton Research Center di Riverland, Australia Selatan, Kamis (25/3/2018) Gubernur menunjukkan ketertarikannya pada teknik pengendalian hama lalat buah lewat penerapan teknologi biosecurity sterile insect (serangga yang disterilkan).
Seusai meninjau langsung kebun citrus, Aher langsung melanjutkan perjalanannya ke Loxton Research Center. Kehadiran Aher di pusat penelitian itu disambut Loxton and WAaikerie Mr Mayor Leon Stasinowsky.
Menurut Leon, Pemerintah Australia Selatan menghabiskan dana hingga AUS 5 Juta Dollar setiap tahunnya untuk penanganan hama, yang meliputi upaya pencegahan, pencarian, dan pembasmian hama, terutama hama lalat buah yang kerap mengganggu produksi buah-buahan.
“Saya sebagai major sangat sadar terkait produk pertanian dan sangat sadar kalau hama lalat buah harus dicegah untuk meningkatkan produksi pasar internasional, lokal, maupun kawasan ini (Riverland). Pemerintah menghabiskan 5 juta dolar setiap tahunnya hanya untuk memberantas hama ini,” papar Mr Leon.
Mr Leon melanjutkan, selain menggelontorkan anggaran yang cukup besar untuk pengendalian hama, Pemerintah Australia Selatan pun mengeluarkan kebijakan ketat terkait pencegahan hama tanaman.
“Berdasarkan peraturan pemerintah, kami membangun pusat-pusat karantina di sejumlah titik menuju kawasan pertanian. Di pusat karantina tersebut, warga harus memakan atau membuang buah-buahan maupun sayuran secara sukarela yang mereka bawa dari daerah lain,” jelasnya.
Sementara itu, Manager, Plant, and Food Standards Biosecurity SA Mr Geoff Raven memaparkan, biosecurity sterile insect merupakan langkah jitu untuk mengendalikan hama lalat buah. Saat lalat buah mewabah, kata Mr Geoff, lalat-lalat yang telah disterilisasi (mandul) tersebut kemudian dilepasliarkan.
“Saat lalat mewabah, kita lepaskan seribuan lalat steril ini. Lalat yang menyerang kebun akan dibiarkan kawin dengan lalat-lalat steril ini hingga mereka tidak bisa berkembang biak dan mati dengan sendirinya,” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Aher mengaku sangat terkesan dengan teknik pengendalian hama yang digagas Loxton Research Center ini. Bahkan, Aher menginginkan teknik biosecurity sterile insect ini diterapkan di provinsi yang dipimpinnya.
“Selain mengusahakan lalat-lalat steril, kami juga membutuhkan kerja sama untuk menghasilkan cairan kimia untuk menangkap lalat buah. Dengan dua cara itu, kami yakin akan sangat menolong petani dalam meningkatkan produksi,” jelas Aher seraya mengakui, pembangunan pusat karantina tidak memungkinkan karena banyaknya kawasan pertanian yang tersebar di Jabar.