by

Ekspose, Kini P2TP2A Se-Jabar Terbagi Dalam Lima Cluster

Seputar News/ BANDUNG – Guna mengevaluasi capaian kinerja Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten/Kota se-Jawa Barat, P2TP2A Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan Ekspose yang mengangkat tema “Memantapkan Kinerja Terpadu Dalam Pemberdayaan Perempuan dan Anak”, di Hotel Zodiac Jalan Kebon Kawung No. 54 Bandung, Selasa (07/11/2017). Seluruh presentasi P2TP2A Kabupaten/Kota dinilai oleh tiga orang penilai, antara lain Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan DP3AKB Provinsi Jawa Barat Dudi Damhudi, Wakil Ketua P2TP2A Jawa Barat Nenny Kencanawati, dan Sosiolog Bina Hayati.
Nenny, salah satu juri mengungkapkan bahwa ekspose ini merupakan bentuk konfirmasi dari data awal yang telah diberikan oleh P2TP2A Kabupaten/Kota secara tertulis. Sebelumnya, kata Nenny, tim penilai telah melakukan verifikasi lapangan dan meninjau setiap P2TP2A beserta kelengkapannya seperti shelter, sarana prasarana yang mereka miliki, serta penyebaran angket untuk kelengkapan administratifnya. Hasil ekspose ini membagi seluruh P2TP2A menjadi lima cluster sesuai tingkat kinerjanya, yakni Cluster Rintisan sebagai cluster paling awal, Cluster Tumbuh, Cluster Berkembang, Cluster Maju, serta Cluster Prima yang paling tinggi. Meski disayangkan, belum ada satu pun Kabupaten/Kota yang tergolong di cluster prima, Nenny berharap ekspose ini dapat menjadi pelecut motivasi seluruh Kabupaten/Kota dalam memperkuat keberadaan P2TP2A.
“Kita melakukan kunjungan dulu ke lapangan dan melihat realitasnya seperti apa, meng-sinkronkan data, kemudian dijadikan satu proses untuk ekspose,” ungkap Nenny ditemui usai acara.
“Dengan kategori ini kita berikan apresiasi kepada P2TP2A Kabupaten/Kota, sebagai upaya ke depan dari rintisan menjadi tumbuh, tumbuh menjadi berkembang, berkembang menjadi maju, dan maju menjadi prima. Ini adalah satu rangkaian kategori yang akan kita kembangkan, dalam rangka untuk memberikan penguatan, semangat, dan memperkuat keberadaan P2TP2A di Kabupaten/Kota se-Jawa Barat,” imbuhnya.
Sepakat dengan Nenny, Ketua P2TP2A Provinsi Jawa Barat Netty Prasetiyani Heryawan menuturkan, kegiatan ekpose yang perdana digelar ini diharapkan mampu menghadirkan pelayanan terbaik bagi masyarakat Jawa Barat, khususnya bagi perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan. Bagi Netty, pemberantasan kekerasan terhadap perempuan dan anak menjadi salah satu ukuran keberhasilan pembangunan daerah.
“Mudah-mudahan perjalanan panjang mereka (P2TP2A Kabupaten/Kota) menyelenggarakan layanan ini akan berujung pada sebuah kinerja layanan prima untuk masyarakat, khususnya perempuan dan anak sebagai korban, karena hari ini ukuran keberhasilan pembangunan bukan hanya berapa banyak yang bersekolah, berapa banyak yang mendapat pekerjaan, tapi juga berapa banyak angka kekerasan bisa tertangani dengan baik oleh pemerintah, yang diwakili oleh P2TP2A di tiap Kota, Kabupaten, maupun di provinsi Jawa Barat,” tegas Netty.
Hasil penilaian juri memutuskan, satu-satunya daerah yang termasuk pada Cluster Rintisan ialah Kabupaten Pangandaran. Sedangkan yang masuk pada kategori Cluster Tumbuh antara lain Kabupaten Subang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Indramayu, dan Kota Cimahi.
Kota Sukabumi masuk dalam Cluster Berkembang bersama 14 Kabupaten/Kota lainnya, yakni Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Karawang, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Kuningan, Kota Bekasi, Kota Depok, dan Kota Bandung. Dengan demikian, ada tujuh Kabupaten/Kota yang dinobatkan sebagai anggota dar Cluster Maju, yaitu Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, serta Kota Cirebon.
Selain penghargaan cluster berdasarkan penilaian juri tersebut, Netty juga menganugerahkan penghargaan khusus kepada Ketua P2TP2A Kabupaten Sukabumi Yani Jatnika Hamami, sebagai Ketua P2TP2A paling kooperatif. Ada pula penghargaan khusus bagi P2TP2A paling koordinatif yang diberikan kepada Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Bogor. Tak hanya itu, Netty mengapresiasi P2TP2A yang dinilainya paling responsif, yaitu Kota Sukabumi dan Kabupaten Garut. Sedangkan penghargaan untuk P2TP2A paling kreatif Netty anugerahkan kepada Kabupaten Cianjur dan Kota Cirebon.
Belum Sampai Cluster Prima, Komitmen Kepala Daerah Tidak Merata
Disinggung terkait penyebab belum adanya satupun Kabupaten/Kota yang masuk pada ketegori cluster prima, Netty mengatakan bahwa komitmen kepala daerah masih tidak merata. Netty yang juga menyimak seluruh ekspose ke-27 Kabupaten/Kota ini menyimpulkan bahwa belum semua kepala daerah memiliki perspektif yang utuh tentang pembangunan partisipatif, padahal komitmen ini menjadi kunci penting yang akan berdampak secara multidimensional pada kebijakan, dukungan anggaran, program dan kegiatan, tersedianya SDM yang terlatih, serta adanya pengolahan data yang terpilah.
Menurut Netty, kepala daerah yang berkomitmen tinggi pasti akan melibatkan berbagai unsur masyarakat dan seluruh stakeholder dalam menyelesaikan permasalahan masyarakat, termasuk didalamnya P2TP2A.
“Nampak sekali komitmen kepala daerah itu tidak merata, tidak semua kepala daerah memiliki perspektif yang utuh tentang pembangunan partisipatif, pembangunan yang melibatkan perempuan sebagai subjek, pembangunan yang harus menghapuskan berbagai bentuk kekerasan, pembangunan yang harus menghadirkan kualitas hidup perempuan dan anak sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan,” papar Netty.
“Tidak ada satupun kepala daerah yang mampu mengatasi dan menyelesaikan permasalahan di masyarakatnya, kecuali dengan melibatkan berbagai stakeholder, salah satunya adalah P2TP2A,” tukasnya.
Netty juga menegaskan bahwa hasil ekspose ini bukanlah penilaian akhir dan bukan penilaian tunggal para presentator. Hasil akhir dari penilaian panjang ini akan dinarasikan secara deskriptif dalam bentuk rekomendasi bagi kepala daerah, termasuk pejabat struktural di lingkungan Dinas P3AKB Kabupaten/Kota. Selain itu, penilaian ini juga menjadi rekomendasi kepada P2TP2A Kabupaten/Kota terkait hal apa saja yang masih terus harus mereka tingkatkan, dan apa saja yang harus mereka upayakan agar kinerja mereka terus meningkat.