by

Kicimpring Kolaborasi dari Cidadap

Seputarnews/Bandung – Berawal dari keinginan Camat Cidadap, Hilda Hendrawan yang ingin wilayahnya memiliki produk unggulan di bidang kuliner. Keinginan Camat Hilda bergayung sambut dengan pengusaha kicimpring, Tata Santa. Tata menawarkan ide untuk membuat Kicimpring Cidadap dengan inovasi dan varian rasa.

Kini, Kicimpiring Cidadap varian rasa original, buah naga, coklat, barbeque, dan jagung manis pedas serta bisa didapatkan di banyak toko oleh-oleh, tempat wisata, rest area Cipularang, dan beberapa Hotel.

Kicimpring Cidadap dengan bahan baku singkong dipilih menjadi produk unggulan. Singkong tersebut juga ditanam di Kecamatan Cidadap, tepatnya Kelurahan Ciumbuleuit, sehingga produksi yang dilakukan masih di wilayah tersebut.

Camat Cidadap, Hilda Hendrawan mengaku bangga dengan hadirnya Kicimpring Cidadap, karena merupakan hasil kolaborasi warga sesuai petunjuk Wali Kota Bandung, Oded M. Danial.

“Dengan produk ini, saya bangga Kicimpring Cidadap dengan inovasi yang dilakukan Pak Tata, serta varian rasa yang berbeda tidak hanya yang original saja,” katanya saat Bandung Menjawab di Taman Sejarah, Kamis (20/02/2020).

Tak hanya kicimpring, Kecamatan Cidadap sedang mendorong kopi sebagai produk. Untuk kopi, Kecamatan Cidadap bekerja sama dengan Secapa AD. Selain itu juga dalam proses pembangunan tempat wisata.

“Saat ini juga menggarap Shareloc Bantaran, di bantaran sungai tempatnya. Ini upaya kami berkolaborasi, bekerja sama dengan berbagai elemen, yang istilahnya jadi kolabo’raos’,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kecamatan Cidadap, Lia Kamalia mengatakan, banyak potensi yang bisa digarap di Cidadap, terlebih di daerah utara banyak hotel dan Punclut sebagai wisata kuliner.

“Potensi usaha yang ada di kawasan utara itu, kita bisa mengkolaborasikan dengan para pengusaha dan hotel yang ada. Kicimpring ini pun mulai masuk ke hotel dan toko sebagai oleh-oleh khas Cidadap,” katanya.

Baca juga:  Komisi II DPRD Jabar Mengapresiasi Program Unggulan Ternak Domba dan Kambing di Desa Tambak Mekar

Sedangkan Pelaku Usaha Kicimpring Cidadap, Tata Santa mengatakan ada proses panjang sejak tahun 2017, sampai akhirnya Kicimpring Cidadap bisa siap mengemas dan memasarkannya dengan menarik sebagai produk unggulan.

“Konsep produknya dari 2017, 2018 mulai mencari bahan yang pas, pada 2019 mulai dari rasa original dan mengembangkan varian rasa lainnya. Hingga akhirnya ada lima rasa seperti sekarang,” katanya.

Setelah produk dirasa siap untuk dipasarkan, Tata pun akhirnya memilih warga RW 03 Kelurahan Ciumbuleuit untuk bekerja membuat Kicimpring Cidadap ini, yang didominasi oleh ibu rumah tangga.

“Pembuatan produk ini melibatkan 12 orang ibu-ibu sampai saat ini. Kita juga buat izinnya, legalitas dari Dinas Kesehatan dan Sertifikat Hala MUI yang dibantu juga Pemkot Bandung. Lalu penamannya setelah mencari nama yang belum terdaftar, ternyata Cidadap yang belum,” ungkap pria berusia 65 tahun tersebut.

Tata mengungkapkan, rata-rata produksi Kicimpring Cidadap 250-350 bungkus sebulan. Kendalanya, yaitu terkait cuaca, karena untuk mengeringkan singkong membutuhkan sinar matahari.

“Permintaan terus ada, kita juga ada stok yang siap goreng. Tetapi kalau cuaca sering hujan, yang harusnya sehari dua hari kering bisa tiga sampai empat hari. Itu juga khawatir muncul jamur, jadi lebih baik berhenti dulu,” katanya.

“Dalam mencari rasa tersebut juga panjang prosesnya, seperti coklat kerjasama dengan AIESEC (Association Internationale des Etuadiants Sciences Economiques et Commerciales/organisasi internasional untuk para pemuda yang membantu mengembangkan potensi kepemimpinan) yang berkunjung ke kami. Selama satu bulan mencoba mengolah untuk menemukan rasa-rasa kicimpring semakin enak, akhirnya munculah varian rasa tersebut,” imbuh Tata.*