by

Masyarakat Diminta Beli Hewan Qurban Berlabel Sehat

Seputar News/  

BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) secara simbolis melepas sebanyak 200 anggota Tim Pemeriksa Hewan Qurban Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 di Halaman Gedung Pakuan, Jl. Otto Iskandardinata No. 1, Kota Bandung, Selasa (22/8/17). Agar aman dikonsumsi, Aher meminta masyarakat agar membeli hewan qurban berlabel atau memiliki tanda sehat dari petugas pemeriksa hewan qurban baik dari provinsi maupun kabupaten/kota.


“Dimohon kepada masyarakat untuk membeli hewan-hewan qurban yang ada kalungnya, yang sudah diberi tanda sehat. Tentu ini tidak menyeluruh ke seluruh Provinsi Jawa Barat, tapi usahakan yang ada kalung sehatnya. Tapi manakala layanan kita tidak sampai ke pelosok-pelosok tertentu, ya kita menghimbau kepada masyarakat untuk melihat secara fisik hewan tersebut sehat atau tidak sehatnya,” kata Aher usai acara pelepasan.

Aher menuturkan bahwa hewan yang sehat secara fisik itu memiliki ciri antara lain lincah, tidak ingusan, tidak panas suhu tubuhnya, tidak sakit mata, tidak dikebiri, tidak ada cacat dalam tubuhnya seperti telinganya digunting dan lain-lain. “Syarat hewan qurban menurut Fiqih Islam, sehat dalam arti tidak dikebiri, sudah ompong gigi dua buah, telinga tidak buntung, mata sehat, dan berbadan sehat,” ujar Aher dalam sambutan saat melepeas Tim Pemeriksan Hewan Qurban Jabar.

Saat ini kesehatan hewan tidak hanya bisa dicek secara lahiriah saja. Teknologi kedokteran khususnya kedokteran hewan saat ini bisa lebih jauh meneliti kesehatan hewan, sehingga bisa meningkatkan pengawasan kita terhadap kesehatan hewan khususnya untuk dikonsumsi manusia.

“Peran dari para dokter dan pemeriksa amat sangat penting untuk menjamin bahwa masyarakat Jawa Barat hanya mengkonsumsi hewan qurban yang sehat. Yang terpenting adalah menghindari penyakit yang berbahaya bagi manusia apabila dikonsumsi,” ujar Aher.

Pada kesempatan ini, secara simbolis Gubernur Aher menyerahkan alat pemeriksa hewan kepada Tim Pemeriksa Hewan Qurban dari Provinsi Jawa Barat, Kota Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Subang, dan Tim Pemeriksa Kabupaten Bandung Barat. Total anggota tim yang bertugas dalam pemeriksaan mencapai 600 sampai 800 orang di seluruh Jawa Barat.

Anggota Tim Pemeriksa Hewan Qurban yang dilepas kali terdiri dari 50 orang petugas pemeriksa hewan qurban Provinsi Jawa Barat, 70 orang petugas Dinas Peternakan atau yang menangani fungsi kesehatan hewan di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Subang, dan Kota Cimahi, 15 orang anggota tim Perhimpunan Dokter Hewan Jabar 1, 60 orang mahasiswa PSKH Unpad beserta dosen, dan 5 orang dari Dewan Kemakmuran Masjid (DKM).

Selain itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat Dewi Sartika mengatakan pihaknya juga melakukan pelatihan kepada masyarakat, seperti petugas DKM. Pelatihan juga dilakukan oleh beberapa dinas terkait di kabupaten/kota.

“Kemudian ada juga yang memang dilatih, karena kita pada tahun ini ada 200 orang yang dilatih itu adalah yang dilatih di balai tapi juga ada yang sudah dilatih. Misalnya di ITB karena mereka juga punya kegiatan seperti itu (penyembelihan hewan qurban). Ada juga di beberapa kabupaten atau kota yang sudah dilatih. Ada yang dari DKM, ada yang dari masjid-masjid, ada juga yang dari masyarakat, ada yang dari dokter hewan sendiri,” jelas Dewi.

Pada kesempatan ini, Dewi juga meminta masyarakat harus berhati-hati terhadap penyakit hewan yang dapat menular pada manusia, seperti Antraks.

“Kita tetap harus waspada terhadap penyakit-penyakit hewan yang menular pada manusia antara lain adalah Antraks, ada juga Brucellosis. Kalau pada burung juga kan ada Afiani Fluensa tapi kan kita tidak pada burung. Termasuk juga Rabies tapi kan itu pada anjing, tapi ini adalah penyakit-penyakit hewan yang menular kepada manusia yang selalu kita pantau. Bagaimana kita memberikan kelayakan dan keamanan khusunya adalah bagi hewan qurban ini,” papar Dewi.

Namun, secara umum Dewi menjelaskan kondisi kesehatan hewan qurban di Jawa Barat baik. Tidak ada penyakit menular yang harus dikhawatirkan setiap tahun dan pihak Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jabar pun terus bekerja menjamin kesehatan hewan tersebut.

“Ditambah dengan selalu kita melakukan sosialisasi kepada masyarakat, supaya membeli hewan-hewan qurban berlabel sehat,” tambah Dewi.

Lebih lanjut, Dewi mengungkapkan ketersediaan dan permintaan hewan qurban di Jawa Barat cukup tinggi. Karena tingginya permintaan hewan ternak ini maka banyak hewan yang didatangkan dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan NTB. Hewan-hewan dari luar daerah Jabar akan diperiksa di cek point pemeriksaan seperti di Banjar, Gunung Sindur, dan Losari. Pemeriksaan dilakukan oleh tim pemeriksa hewan kurban dengan pengawasan sangat ketat. 

Angka estimasi ketersediaan hewan kurban di Jawa Barat sekitar 806.000 ekor. Untuk hewan ternak 100.000 ekor, sapinya 115.000-116.000 ribu ekor, kerbau 3.200 ekor, ternak domba 600.000 ekor, dan kambing 91.000 sampai 92.000 ekor.

“Pasokan hewan qurban ada kenaikan, setiap tahun lima sampai sepuluh persen kenaikannya. Dan kita juga banyak dipasok oleh Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, dan sebagainya. Memang kalau jumlah populasi untuk domba di Jawa Barat populasi tertinggi di seluruh Indonesia. Jadi kalau ternak domba itu relatif dari Jawa Barat,” pungkas Dewi.