by

Setiap 2 Oktober Pemerintah Indonesia Mencanangkan Jadi Hari Batik

Seputar News/Semangat Pelestarian, Batik Trusmi Gelar Mask Painting Festival 2018.

CIREBON – Pascapenetapan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009 oleh UNESCO, setiap tanggal itu pula seluruh lapisan masyarakat Indonesia dianjurkan untuk berbatik. Hal ini merupakan bentuk dukungan bangsa untuk dijadikan sebagai pakaian resmi di negeri sendiri.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan di Pemprov Jawa Barat sendiri, bagi ASN diharuskan menggunakan batik tiap hari Kamis dan Jumat guna melestarikan dan mencintai Batik. Senafas dengan acara yang diinisiasi Batik Trusmi dalam melestarikan Batik dengan menyelenggarakan Mask Painting Festival 2018.
“Sebagai salah satu upaya untuk terus mempromosikan batik sebagai warisan budaya Indonesia kepada dunia, saya menilai penyelenggaraan event the mask painting festival memiliki semangat dan tujuan yang sama,” kata Iwa dalam sambutannya pada Mask Painting Festival 2018 di Batik Trusmi Jl. Syekh Datul Kahfi No. 148 Kab. Cirebon, Senin (1/10/18).
“Besar harapan, melalui event-event semacam ini, kita dapat memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia, khususnya batik, sekaligus menjadi daya tarik bagi wisatawan dari dalam maupun luar negeri,” kata Iwa.
 
“Ayo pakai batik,” ajak Iwa.
 
Saat ini, tutur Iwa, tiap kabupaten/kota di Jawa Barat mempunyai motif daerahnya masing-masing sebanyak 27 motif ciri khas. Sebagai bentuk apreasiasi bagi para pelaku dan perajin batik, dukungan Pemprov antara lain dengan diikutsertakan pada event-event dan pameran melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat.
 
Sementara itu CEO Trusmi Group Ibnu Riyanto mengatakan sejak ditetapkannya Hari Batik Nasional perkembangan industri semakin meningkat. Maka sebagai bentuk apreasiasinya Batik Trusmi mengadakan Mask Painting Festival 2018 yang diikuti oleh anak-anak sekolah. Tujuannya agar menumbuhkan rasa cinta akan batik sebagai budaya bangsa.
 
“Parade mengkombinasikan batik dan topeng. Karena topeng merupakan salah satu khas cirebon, yang dikombinasikan dengan batik,” ungkap Ibnu.
 
Harapan Ibnu, melalui parade ini akan menumbuhkan rasa peduli masyarakat untuk melestarikan batik dengan membeli dan menggunakan batik. Sehingga berdampak positif bagi para pelaku dan pengrajin batik dalam meningkatkan kesejahteraan.(Arm)*