by

Warga Sunda Mengembara, Aher: Jangan ‘Malu-maluin’

Seputar News/ SURABAYA — Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), bersilaturahim dengan Forum Komunikasi Masyarakat Tatar Sunda Pangumbaraan (Formas Sunda Ngumbara) Wilayah Jawa Timur, di Rumah Makan Bebek Goreng Harissa Surabaya, Senin (05/03/2018) malam.
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengaku senang bertemu dengan masyarakat Jawa Timur asal Jawa Barat. Pertemuan tersebut ungkap Aher, merupakan pertemuan silaturahim demi memperkuat persaudaraan Islamiyah, persaudaraan se-etnis, se-bangsa, dan se-negara.
“Kemanapun kita, tetap akan jadi orang Sunda, ke Surabaya tetap jadi orang sunda, ke Australia tetap jadi Sunda, ke Amerika tetap Sunda, meski KTP bukan Jawa Barat lagi,” gurau Aher, disambut tawa hadirin.
Gubernur Ahmad Heryawan pun mendoakan agar para warga ‘pangumbaraan’ (perantau) diberi kelancaran untuk segala urusannya, sekaligus selalu dalam naungan Allah SWT.
“Mudah-mudahan anak-anak bisa sekolah setinggi-tingginya, ekonomi langgeng, sejahtera, makmur, dan semuanya bisa kaya raya,” Katanya.
Karena merantau, atau berdiaspora, sebut Gubernur Aher, mendatangkan banyak manfaat, diantaranya manfaat ekonomi, kesejahteraan, sosial, serta manfaat jembar pengetahuan, keahlian, dan manfaat politik.
“Pokoknya ketika mudik ke Jawa Barat jangan malu-maluin, tunjukan prestasi dari hasil ‘ngumbara’ ini,” terang Aher.
Selain itu, diharapkan pula kata Aher, masyarakat Sunda mampu jadi perekat bangsa. Saat merantau ke sebuah daerah, masyarakat asal Jawa Barat bisa berbaur dengan etnis setempat, maupun etnis lainnya. Hal tersebut tidak terlepas dari pepatah ‘silih asah, silih asih dan silih asuh.’
“Carilah kemajuan bersama-sama, juga untuk memajukan daerah yang ditempati sekarang. Hal tersebut menjadi sebuah kewajiban bagi warga sunda yang merantau,” sebut Aher.
Aher pun mendorong masyarakat Sunda untuk terus berdiaspora atau menyebar ke luar daerah Provinsi Jawa Barat, bahkan ke luar negeri. Karena, kaum diaspora, atau kaum pengembara menjadi sumber network, atau jaringan yang cukup besar potensinya.
Adapun pontensi jaringan tersebut berdampak pada sejumlah bidang diantaranya pendidikan, riset, bisnis, entrepreneurship, pemerintahan, juga berbagai bidang lainnya.
Pola hubungan mutualistik tersebut, melibatkan komunitas diaspora, stakeholder dari Pemerintah asal dan Pemerintah dimana para ‘pengumbara’ berada. Sehingga jaringan yang kuat dapat terbentuk dengan sempurna.
“Sehingga pepatah ‘kurung batokeun’ , atau ‘bagai katak dalam tempurung’ sudah tidak melekat lagi pada diri orang Sunda atau warga asal Jawa Barat, sekarang nggak ya, orang Sunda mulai ada dimana-mana ya. Bersyukur apabila orang Sunda ada kemajuan dalam mengejar tujuan hidup di tempat ‘ngumbara,’ atau tempat rantaunya,” kata Aher.
Sementara itu, Ketua Umum Forum Komunikasi Masyarakat Tatar Sunda Pangumbaraan (Formas Sunda Ngumbara) Wilayah Jawa Timur, Kang Sarpin, mengaku senang pihaknya diperhatikan Gubernur Aher.
“Saya merasakan sendiri, selama saya ‘ngumbara’ dari jaman kuliah sampai sekarang, kira-kira 24 tahun, baru Gubernur sekarang, Kang Aher yang perhatian dan sering ‘nengok’ kami,” katanya.
Perhatian itulah yang membuatnya bergairah memelihara rasa ‘Sunda’ dalam jiwanya. Ia merasa tak dilupakan oleh pimpinan dari Daerah asalnya, Jawa Barat.
Kang Sarpin pun berpesan kepada masyarakat Sunda dimanapun, yang mengembara, untuk mawas diri dan menunjukan etika, serta prestasi yang terbaik ditempat Ia berada.
Dalam kesempatan itu pun, Gubernur Aher memberikan bantuan berupa satu set alat musik gamelan, satu set angklung, serta satu set alat musik tagonian untuk Formas Sunda di Jawa Timur.